You Are My Never Ending Study

Rezeki adalah misteri Allah yang terjamin. Akan selalu datang saat manusia masih hidup, dan berhenti saat dia sudah mati.
Kehadiranmu, Al Ghozy, adalah rezekiNya yang luar biasa.
Bunda dan ayahmu baru menikah satu bulan dan Dia Yang Maha telah sangat berbaik hati menitipkanmu di rahim bunda. Sungguh rasa syukur yang tiada terkira.
Sembilan bulan kamu di kandungan, bunda banyak belajar. 
Dari para eyang, budhe, sahabat-sahabat, dan.... mbah google.  
Hehe.... Syukurlahlah ya, di zaman yang semua serba instan ini, ada yang berhasil menemukan sesuatu semacam mbah google sebagai salah satu yang paling membantu bunda memantau perkembanganmu.
Dari semua narasumber itu, bunda belajar menjadi calon ibu yg bertanggungjawab. Pada masa-masa kehamilan, bunda selalu berusaha mencukupi kebutuhan nutrisimu. Susu ibu hamil, sayur, buah, ikan, vitamin, sebutkan. Apapun bunda makan. Demi kamu lahir sehat, dan kelak setelah kamu lahir, kamu tidak kalah pintar dengan teman-temanmu.
Ayahmu juga tak kalah heboh mempersiapkanmu. Di sela-sela jadwal kerjanya yg luar biasa, masih sempat dia bacakan surat yusuf untukmu. Hampir tidak pernah absen menemani bunda ke dokter, mendongengkan cerita, bahkan mengajakmu main bola (terdengar lebay, tapi itulah adanya).
Dalam setiap doa, bunda selalu titip pada Allah, semoga kamu jadi anak sholeh yg dekat dengan Tuhan dan memberikan manfaat bagi sesama. Anak yang cerdas, yang bisa menjadi imam yang baik bagi diri dan keluarganya, menjadi pemimpin masa depan yang amanah bagi umatnya.


Bulan-bulan pertama setelah kelahiranmu adalah sekolah yang lain bagi bunda. Disini yang banyak bunda lakukan adalah sharing dengan para bunda yang lain, terus memperkaya ilmu tentang dunia bayi, mempersiapkan mental dan peralatan tempur yang cukup untuk menjadi mama perah, demi tercukupi kebutuhan ASImu. Sekali lagi bunda berterimakasih kepada mbah google yg sudah memperkenalkan bunda pada bunda-bunda lain di luar sana yang kaya akan ilmu dan pengalaman. Tekad bunda untuk memberimu ASI eksklusif selama 6 bulan tercapai, bahkan lebih. Tidak mudah memang, karena bunda harus bekerja. Tapi syukurlah, begitu banyak dukungan dari semua, ayahmu terutama.

Dan sekarang anak bunda sudah besar. Tidak terasa, umurmu sudah satu setengah tahun sekarang.
Apakah artinya bunda sudah boleh berhenti belajar?
Ternyata tidak. Banyak sekali yang masih harus bunda pelajari demi baiknya tumbuh kembangmu. Bunda belajar bagaimana lebih bersabar menghadapi masa tantrummu, belajar lebih kreatif di dapur demi kecukupan asupanmu, belajar lebih telaten  dalam mengajarimu menggosok gigi, makan sendiri, membereskan mainan, atau menemanimu bermain puzzle. Sebisa mungkin Bunda berusaha menstimulasimu untuk berkebiasaan baik dan mencukupi nutrisimu. Bunda juga harus belajar mengatur anggaran, menyisihkan satu dua rupiah untuk pendidikanmu, karena ayah bundamu mengharapkan kamu sekolah sampai tinggi sesuai keinginanmu. Bunda ingin mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik sejak kamu kecil nak, supaya melekat sampai kamu dewasa, membentukmu menjadi sosok mandiri yang kuat. We'll do the best efforts to give you the best.


Belajar, dan terus belajar. Selalu berdoa. Itulah yang dapat bunda lakukan untukmu, pemimpin kecilku. Jadilah seperti apapun yang kamu mau; dokter, direktur, professional fotografer, pemimpin redaksi, kepala sekolah, bahkan presiden, dan bertanggungjawablah terhadap pilihanmu itu. Biarkan bunda memperkaya ilmu supaya bunda cukup pintar untuk mengajarimu hal-hal baik sejak kecil dan mengantarmu menjadi apapun yang kamu mau.

Bunda jadi inget doa sederhana ayahmu;
"Anak kita boleh menjadi apa saja yang dia mau. Asal semua diperoleh dengan kerja keras dan halal dimata Allah. Dan yang juga penting, sesibuk apapun dia kelak, dia tetap harus pulang saat lebaran untuk memeluk ayah bundanya".

We love you, Kiddo.




Komentar

Postingan Populer